Senin, 26 Januari 2015

Semalam Di Yogyakarta #3

MUSEUM BENTENG VREDEBURG


Melanjutkan kisah semalam di Yogya ya.. kali ini di Benteng Vredeburg, yang lokasinya sangat strategis, yaitu di ujung jalan Malioboro, berdekatan dengan Keraton, sementara di sisi bagian belakang benteng ini ada taman Budaya Yogyakarta dan Taman Pintar di sisi yang lain.

                                     Here we are. Happy family, happy adventure. eh.., mana ayah?

Sekilas sejarah mengenai benteng ini ya... pada awalnya, benteng ini didirikan oleh Belanda, setelah Perjanjian Giyanti, yaitu perjanjian antara VOC, Pangeran Mangkubumi dan Paku Buwono III, yang isinya mengenai pembagian Mataram menjadi dua kerajaan. Ada pula yang menyebutkan bahwa perjanjian ini adalah juga persekongkolan untuk menumpas pemberontakan Raden Mas Said, terhadap VOC. Untuk lebih jelasnya silakan cek di sini. Karena kekawatiran Belanda akan semakin majunya Mataram setelah perjanjian tersebut, maka, dibuatlah benteng ini oleh Belanda, dengan dalih menjaga keamanan keraton. Padahal tau sendiri kan, pada masa itu, sudah pasti Belanda tidak akan melakukan sesuatu yang semata-mata hanya untuk membantu, pasti ada udang di balik batu.



Benteng ini telah mengalami beberapa kali perbaikan sekaligus juga perpindahan tangan, dari Belanda, Inggris, Jepang, maupun Indonesia. Untuk melihat sejarah benteng ini, silakan cek di sini ya. Seperti yang sudah saya tulis di atas, letaknya yang sangat strategis tersebut, tentunya akan sangat menguntungkan bagi siapa saja yang menguasai benteng ini. Oke, apapun alasannya, namun  letaknya yang strategis ini, kini sangat menguntungkan juga bagi kita bangsa  Indonesia. Setidaknya bagi dunia pariwisatanya.

Berdasarkan keputusan Mendikbud RI, Prof. Fuad Hasan, maka pada tahun 1992, benteng ini resmi sebagai museum khusus perjuangan nasional. Pada tahun 2003, berdasarkan SK Menteri Kebudayan dan Pariwisata, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis yang berkedudukan di lingkungan Kementrian dan Kebudayaan Deputi Bidang Sejarah dan Purbakala.

Sepertinya untuk sejarah cukup sekian dulu ya... kini tentang kisah petualangan kami. Kenapa petualangan? ya...! karena bagi kami, dimanapun kami berada adalah sebuah petualangan, selama kami bisa menemukan pengalaman yang baru di tempat tersebut. Meskipun mungkin kami telah mendatangi tempat tersebut ribuan kali. Jadi, tidak harus dengan menerjang rimba, ataupun mencoba olahraga ekstrem (hehehe.... walaupun kami tentu akan bersyukur bila bisa begitu). well, setidaknya itulah cara kami menikmati hidup, sebagai seni dan petualangan.  Lalu petualangan apa yang ada di museum ini? oke, kita coba telusuri satu persatu.

                                                    beauty and the beast.. hahaha... sama-sama kurus.


Kami mengunjungi benteng ini 2 kali, yaitu malam hari, setelah acara sekolah anak kami, dan pada siang harinya, yaitu hari Minggu.
Masuk ke Benteng ini, kita disuguhkan bangunan besar yang kokoh, khas sekali benteng-benteng masa perang. Benteng ini dikelilingi parit, yang cukup dalam, namun bila kita berkesempatan mengunjungi pada malam hari, maka akan tampak keindahan lain dari benteng ini, yang berhiaskan lampu, taman dan air mancur. Apalagi kalau kita mengunjungi kafe bernuansa Belanda yaitu Indische Koffie yang ada di lingkungan benteng tersebut. Sayangnya kami belum berkesempatan menikmati hidangannnya, selain mulai hujan, baik Sindhu maupun saya dan suami, sudah terlalu capek. Namun demikian, bila mengunjungi benteng, jangan berkunjung terlalu malam ya... soalnya akan ada sisi lain lagi dari kehidupan malam di Yogyakarta, di sekitar benteng ini. Pada saat kami berkunjung malam itu, sedang diadakan Festival Teh (ada kopi juga sih), dan sebagai peminum kopi dan teh, saya sangat senang, akhirnya terjadilah aksi coba sana-coba sini, beli sana sini. uffft.. Tapi waktu ditawarin kopi luwak premium, yang 250 gram = 1,5 jt rupiah, wah ampun deh, nggak berani, hehehe..... maklum saya hanya sekedar peminum kopi dan teh, bukan yang pecinta banget. Sayang, nggak ada foto-fotonya, keburu hujan.
                                                  Booth Festival Teh, di pagi hari. masih sepi.

Pagi itu benteng ini masih menjadi tujuan kami. Maklum penasaran. Pada saat memasuki gerbang, kami dikejutkan dengan harga tiket masuk. Beneran nggak sih?! rasanya nggak percaya! kenapa?...... perhatikan gambar ini ya...

                                            Tiket masuk dewasa Rp 2000,- anak Rp 1000,-

Hari gini lho.. uang segitu kalo di bawa ke warung paling-paling cuma dapet permen. Saya sama suami serasa nggak percaya... Jadi makin penasaran nih.. Dalamnya kayak apa ya...?

Bangunan-bangunan di benteng ini digunakan sebagai ruang-ruang diorama. Di setiap gedungnya ada patung yang menunjukkan fungsi dari gedung tersebut.

                                                                   monggo pinarak...


Seperti  halnya museum perjuangan pada umumnya, di dalam ruang-ruang museum ini ditampilkan berbagai benda peninggalan para pejuang, aneka gambar, foto, manekin, juga beberapa peralatan perang.
Pada diorama 1, berkisar pada masa-masa pergerakan dan sebelum perang kemerdekaan. Sayang nggak banyak fotonya, kamera yang pegang Sindhu, dia ambil video dengan sukses kacaunya.

                                                     Seperti galery ya... bersih, luas, nyaman.

Diorama 2, berkisar pada masa-masa perang kemerdekaan, di mana media cetak dan TNI semakin besar perannya dalam membantu perjuangan.

                                                           Mesin cetak surat kabar

                                                Peran media dalam mendukung perjuangan

                                                                           TNI

Diorama 3, lebih banyak pada penggunaan media interaktif dengan pengunjung. Bagi kami hal itu sangat membuat kami senang. Kesan museum yang membosankan dan kusam, semakin hilang di hati kami, apalagi di ruang ini udaranya terasa paling sejuk(suhu ACnya paling dingin diantara ruang lain). 


                                           Membaca sejarah dengan bantuan layar sentuh.

                                                             Asyik main game di museum.


                                           Siapkan mental saat akan masuk wahana ini ya...

                                                        Cukup seram.., seperti sungguhan ya...

Diorama 4, kami tidak tahu apa yang ada di dalamnya, karena saat itu sedang dalam perbaikan. Tunggu kami ya...

Saat keluar dan menyusuri gedung-gedung lain, saya dan suami berbincang, bahwa alangkah luar biasanya pengalaman kami hari ini. Dengan biaya yang luar biasa murah, kami telah memberi makan jiwa dan pikiran kami dengan pengalaman dan pengetahuan yang juga luar biasa. Sindhu kami juga mengatakan bahwa dia senang sekali "main" di sini. Kelak katanya akan ke sini lagi dengan mengajak adik-adiknya (anak dari adik-adik saya di Serang dan Lampung). Siiiip, semoga kami diberi kesempatan untuk itu. amin.
 
Bagi rekan-rekan yang berkunjung ke Yogyakarta, apalagi bersama keluarga, jangan lupa untuk mampir ke Museum Benteng Vredeburg ya. wahana edukasi yang murah meriah dan mencerdaskan.

Sayangnya kunjungan kami tidak bisa terlalu lama, padahal kami sudah merencanakan ngulik setiap sudut benteng ini, termasuk kafenya hehehe..., lalu akan mengunjungi Taman Sari dan pantai. Usut punya usut, ada pemberitahuan mendadak, bahwa ternyata kami sudah ditunggu untuk petualangan berikutnya di Solo. Namun petualangan berikutnya bersifat agak memacu adrenalin, yaitu country road bersama teman-teman SKIN Karanganyar, katanya sih mau diajak menerobos hutan di daerah Mojogedang Karanganyar. Hmm... seperti apa? tunggu laporan saya ya.

Kelak bila diberi kesempatan berlibur kembali di Yogya, kami pasti akan berkunjung lagi ke benteng ini lagi.
Amin....














2 komentar:

lustiaji mengatakan...

Wah enaknya jalan-jalan di jogja.... wisata sambil belajar, mb. sindhu memang fotojenik ya..

Unknown mengatakan...

Hai... dek, cuma wisata murah meriah sih. semoga ada kesempatan kesana lagi. apalagi bareng keluarga besar ya... :)